BANGKAPOS.COM, BANGKA– Universitas Bangka Belitung (UBB) menjadi tuan rumah agenda pertemuan tahunan (Annual Meeting) Asosiasi Program Studi Ilmu Politik (APSIPOL) edisi tahun 2024.

Agenda yang dihadiri oleh perwakilan dosen-dosen Program Studi Ilmu Politik dari seluruh Indonesia tersebut berlangsung pada 17-19 September 2024 di Provinsi Bangka Belitung.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan diisi dengan kegiatan Konfrensi Nasional bertema Indonesia’s Future Democracy: Opportunities and Challenges, yang digelar pada Rabu (18/9/2024) di Swiss-Belhotel, Kota Pangkalpinang.

Sebagai pemateri, hadir Ketua APSIPOL Indonesia Iding Rosyidin, pakar politik  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Profesor Asrinaldi dan Pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati.

Pada pemaparannnya, Ketua APSIPOL Iding Rosyid membahas adanya fenomena kemunduran demokrasi (Democratic Backsliding) di Indonesia yang sudah pada tahap mengkhawatirkan.

“Sebagai solusi, harus ada reformasi dalam tubuh partai politik dengan adanya perubahan pola rekrutmen, kaderisasi dan distribusi kader partai politik itu sendiri. Ideal nya mahasiswa sejak di Kampus sudah belaar tentang politik, supaya dari awal sudah punya sense politik, sehingga ketika masuk ke partai politik mereka sudah siap,” ujar Iding Rosyidin, Rabu (18/9/2024).

Sementara itu, selaku pemateri ke dua pakar politik  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Profesor Asrinaldi menjabarkan mengenai tantangan demokrasi di Indonesia ke depan.

Menurut Profesor Asrinaldi, tantangan itu diantaranya keberadaan kekuatan penyeimbang (Oposisi) dalam Upaya membangun mekanisme check and balances yang masih jauh dari harapan dan karakter institusi negara yang masih dipengaruhi oleh kekuatan presiden masih akan terlihat.

“Barang kali kita juga berharap Presiden (terpilih) yang akan (segera) dilantik yaitu Pak Prabowo bisa menjaga budaya demokrasi yang memang menjadi harapan kita dan agenda besar kemajuan Republik ini. Yang terakhir, barangkali demokrasi mensyaratkan adanya partisipasi, kalau kita rujuk partisipasi yang paling banyak dalam data Pemilu itu Gen Z, kalau itu yang kita harapkan tanpa adanya bekal politik yang sesuai tentu demokrasi kita tidak bisa bergerak ke arah yang lebih baik,” tuturnya.

Terakhir, Pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati menerangkan jika generasi muda saat ini berpendapat masa depan demokrasi di Indonesia.

“Menurut saya ada beberapa momen kritis yang kemudian sangat memengaruhi dinamika demokrasi atau demokratisasi kita selama hampir 25 tahun hampir 3 dekade ini. Pertama pemakzulan Presiden Gus Dur, karena itu merubah arah sistem pemerintahan, cuma waktu itu kita tidak membayangkan bahwa penguatan sistem presidentisal kita seperti sekarang,” terangnya.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Annual Meeting Tahun 2024, APSIPOL Gelar Konfrensi Nasional Bertema Indonesia Future Democracy, https://bangka.tribunnews.com/2024/09/18/annual-meeting-tahun-2024-apsipol-gelar-konfrensi-nasional-bertema-indonesia-future-democracy#google_vignette.
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Hendra